Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 02 Desember 2013

Lezatnya Kuah Sop Sodara




          Menu sop sodara di rumah makan ini terkenal sangat lezat. Buktikan sendiri di tempat asal sop sodara yakni Sulawesi Selatan.Sop sodara merupakan salah satu menu khas Makassar yang kenikmatannya selalu menggugah selera. Makanan ini berbahan dasar daging sapi dengan kuah kental yang kaya rempah.Sop sodara umumnya dinikmati bersama nasi putih, sambal, serta ikan bandeng bakar. Orang juga kerap menambahkan telur asin sebagai pelengkap.Sop sodara pertama kali diperkenalkan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, puluhan tahun silam. Lambat laun, makanan ini menjadi favorit warga di banyak kota di Sulawesi Selatan, termasuk Makassar.Saat berkunjung ke Makassar, sangat mudah menjumpai warung makan yang bertuliskan “Sop Sodara”. Tidak diketahui secara pasti mengapa masakan ini disebut sop sodara.Umumnya orang hanya menghubungkan kata “sodara” dengan “saudara”. Khusus kata “sop”,
        selain bermakna sup atau kuah, orang juga sering mengatakan bahwa itu akronim “saya orang Pangkep”.Seperti halnya coto makassar, sop sodara juga termasuk makanan khas yang bisa dijangkau seluruh kalangan. Sop sodara mudah dijumpai di sudut jalan, baik warung tenda kaki lima maupun rumah makan.Sajiannya pun beragam dan dapat dipilih sesuai dengan selera konsumen. Saat memesan, orang boleh memilih bagian daging, hati, atau paru. Boleh juga campuran ketiganya. Kekhasan kuliner ini terletak pada kuahnya. Pada kuah terdapat bihun dan kacang tanah yang telah dihaluskan. Aromanya terasa sedap lantaran aneka rempah bercampur dalam kuah kental tersebut.Salah satu warung yang cukup terkenal di Makassar adalah Sop Sodara dan Ikan Bakar Pettarani. Rumah makan ini berlokasi di sudut Jalan AP Pettarani-Jalan Urip Sumoharjo, di samping flyover.
         
Warung makan ini milik Syamsul Hamzah yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Sop Sodara (APSOS) Sulawesi Selatan. Syamsul mengatakan, rasa merupakan unsur utama dalam menjalankan bisnis kuliner tersebut. Rasa itu harus terjaga agar konsumen setianya tidak mudah beralih ke tempat lain.Demi menjaga rasa sop sodara di warungnya, Syamsul mengaku terlibat langsung dalam memilih bahan baku daging, pengolahan hingga penyajian. Untuk menikmati makanan ini, pengunjung tak perlu merogoh kocek dalam-dalam.Cukup Rp18.000, kita sudah dapat menikmati satu porsi sop sodara lengkap dengan nasi putih. Jika ingin melengkapinya dengan sajian ikan bakar dan telur asin, hanya perlu menambah beberapa puluh ribu.Syamsul lantas membocorkan sedikit rahasia di balik kenikmatan sop sodara racikannya. Untuk menghasilkan rasa khas kuah yang nikmat dan segar.
        Beberapa rempah digunakan, yakni merica, ketumbar, bawang merah, bawang putih, dan kacang. Bawang tumis, garam, dan penyedap rasa kemudian dimasukkan ke dalam kuah. Saat ingin disajikan, disiapkan daun bawang, bawang goreng, jeruk nipis, serta sambal tumis di meja jika pengunjung ingin menambah rasa makanannya.“Untuk menghasilkan kuah yang lezat, semua bumbu diracik sendiri dengan menggunakan saripati daging lokal. Untuk menghasilkan daging yang empuk, perlu direbus lebih dulu, sedangkan paru harus digoreng,” ujar Syamsul. Menurut dia, kemampuan untuk terus eksis menjalankan bisnis makanan ini tak lepas dari kecintaannya terhadap kuliner yang resepnya diperoleh secara turun-temurun. Syamsul mengaku memulai usahanya pada 1979 dengan hanya bermodalkan Rp125.000. Namun, karena dilakoni secara tekun,
        usaha tersebut kemudian semakin besar dengan pelanggan yang datang dari banyak daerah. Syamsul juga telah membuka cabang rumah makan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan membuka cabang lain di Jalan Pengayoman, Makassar, yang dikelola sang anak. Syamsul mengaku setiap hari menghabiskan 20 kg daging sapi. Melengkapi sajian menunya, di warung itu juga dapat dijumpai menumenu lain seperti konro, sop paru, sop kikil, sop konro campur, sayur kacang merah hingga sayur nangka. Salah seorang pengunjung setia Sop Sodara dan Ikan Bakar Pettarani, Mukhtar Tompo, mengaku memilih tempat makan tersebut karena aroma rempah dan kesegaran kuahnya sangat khas.“Saat dicicipi sangat terasa kalau bumbunya asli racikan bukan pabrikan. Belum lagi kuahnya yang tidak terlalu kental. Daging sapinya juga empuk dan itu bukan daging impor,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About