Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 03 Desember 2013

Tradisi Kaddo Caddi di Pangkep



      
              Budaya dan adat perkawinan bugis makassar adalah salah satu budaya pernikahan di Indonesia yang apling kompleks dan melibatkan banyak emosi. Bagaimana tidak mulai dari ritual lamaran hingga selesai resepsi pernikahan akan melibatkan seluruh keluarga yang berkaitan dengan kedua pasangan calon mempelai. Di tambah lagi dengan biaya mahar dan “doi’ panaik” atau uang naik atau biaya akomodasi pernikahan yang selangit. Sebenarnya dulu adat budaya pernikhan yang tergolong mewah ini hanya berlaku bagi keluarga kerajaan  namun sekarang mengalami pergeseran dan mulai di praktekan masryarakat umum suku bugis makssar. Acara makan semacam masakan beras ketan yang diolah secara tradisional, di lakukan dua malam sebelum hari akad nikah. Sehari setelah resepsi di kediaman pria, biasanya di lakukan acara makan olahan beras ketan” kaddo caddi”. Dan masih menerima kedatangan tamu yang belum sempat datang pada acara pernikahan besar.    
          Umumnya dalam pesta perjamuan perkawinan dalam masyarakat bugis atau Makassar di Sulawesi selatan saat ini di selenggarakan satu kali pesta, namun hal ini berbeda dengan yang terjadi di kabupaten pangkep dan maros, yang masyarakatnya beretnis bugis Makassar sebagai satu kesatuan. Di pangkep dan maros, menjamur penyelenggaraan pesta kadua (second party) dalam perjamuan perkawinan yang lazim di sebut kaddo caddi. Secara harfiah kaddo caddi berarti “ makan kecil “ kaddo berarti makan, dancaddi berarti kecil, kebalikan dari makna “A’gau” atau “ A’gau lompo” yang berarti melakukan pekerjaan besar   (pesta besar). Penamaan kaddo caddi merujuk kepada perjamuan kecil setelah pesta besar perkawinan adat bugis makssar yang umunya dilaksanakan pada malam hari, sedangkan waktu kaddo caddi di batasi antara pukul 10.00 pagi hari sampai sore hari. Jika kaddo caddnya pengantin perempuan  dan iring-iringan pengantin di antar pada siang hari.
        Ke rumah mempelai laki-laki berarti tamu masih dapat menyaksikan pasangan pengantin  dalam keadaan berpakaian pengantin. Orang tua pengantin perempuan biasanya akan sangat di sibukkan dengan dua kegiatan sekaligus, menjamu tamu yang dating kaddo caddi pada saat yang sama keluarga harus mempersiapkan keberangkatan pasangan pengantin ke rumah mempelai laki-laki. Jiaka kaddo caddinya pengantin laki-laki, berarti tamu tidak dapat menyaksikan laki pasangan pengantin dalam keadaan berpakaian  pengantin. Orang tua pengantin laki-laki juga di sibukkan denagn dua kegiatan sekaligus, yaitu menjamu tamu yang datang kaddo caddi pada saat yang sama  keluarga harus mempersipkan “nilekka”  atau “Marola”, suatu prosesi pasangan pengantin di antar kembali ke rumah keluarga perempuan dan selanjutnya menurut adat, di rumah perempuan ( Rumah orang tua perempuan ) itulah nantinya pasangan suami istri yang baru itu tinggal.
        Pesta kecil “ kaddo caddi “ saat ini lebih banyak di sukai tamu atau undangan pengantin di sebabkan jauh lebih praktis. Umumnya pegawai atau guru bias langsung ( dan hal ini dapat di maklumi ) dengan pakaian mengajar dan kepegawaiannya  mendatangi perjamuan  dan memberi  ucapan selamat  kepada pasangan pengantin  dan keluarganya, selama itu pakaiannya sopan, bersih dan rapi. Hal ini berbeda jika harus datang pada perjamuan besar ( “ A ‘gau ) yang lebih formal dan biasanya berpakaian jas lengkap. Perjamuan ‘ Kaddo Caddi”  Diselenggarakan lebih di sebabkan untuk memberi  kesempatan datang bertamu dan memberi ucapan selamat kepada pasangan pengantin kepada mereka atau undangan yang tidak sempat pada pesta besar (“a’gau”) pada malam harinya. Kaddo caddi merupakan salah satu bentuk toleransi  waktu dalam upacara adat perkawinan bugis makkassar sekaligus upaya mengakomodir dan menghargai saurada,kerabat, handai taulan serta undangan lainnya yang tidak memiliki waktu ( tidak sempat ) untuk datang pada pesta besar.
        Tradisi kaddo caddi ternyata jauh lebih di sukai di banding pesta besar, hal ini terbukti dengan semakin berkurangnya orang / tamu / undangan  yang datang pada malam pesta besar malam harinya dan semakin banyaknya yang memilih menghadiri undangan perkawinan pada keesokkan harinya. Lambat laun upacara adat  perkawinnan bugis Makassar terus mengalami pergeseran  soal waktu perjamuan / pesta, hal ini terbukti diakomdasikannya penyelenggaraan pesta besar tidak lagi pada malam hari  ( wedding first party ) pada siang ahri, yang di sebut “ Pesta siang “, dan terbukti kembali banyak orang yang lebih menyukainya. Pergeseran waktu perjamuan dalam upacara adat perkawinan Bugis Makassar membuktikan bahwa masyarakat bugis makassar tidak terlalu ngotot mempertahankan tradisi selama hal itu tidak menyentuh hal-hal prinsipil. Waktu perjamuan biasa di geser atau di alihkan ke waktu  yang tepat, yang lebih waktu undangan bisa menghadirinya tetapi satu hal yang tidak bias tergantikan adalah nilai-nilai budaya yang terkandung dalam upacara adat perkawinan itu tetap ada dan di pertahankan.
      

1 komentar:

  1. TiG Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth
    Titanium-Arched Cloth Iron Cloth Iron Cloth titanium belly ring Iron Cloth apple watch series 6 titanium Iron Cloth titanium hair Iron Cloth ford escape titanium for sale Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth titanium chainmail Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron $16.99 · ‎In stock

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About