Menu sop sodara di rumah makan ini
terkenal sangat lezat. Buktikan sendiri di tempat asal sop sodara yakni
Sulawesi Selatan.Sop sodara merupakan salah satu menu khas Makassar yang
kenikmatannya selalu menggugah selera. Makanan ini berbahan dasar daging sapi
dengan kuah kental yang kaya rempah.Sop sodara umumnya dinikmati bersama nasi
putih, sambal, serta ikan bandeng bakar. Orang juga kerap menambahkan telur
asin sebagai pelengkap.Sop sodara pertama kali diperkenalkan di Kabupaten
Pangkep, Sulawesi Selatan, puluhan tahun silam. Lambat laun, makanan ini
menjadi favorit warga di banyak kota di Sulawesi Selatan, termasuk Makassar.Saat
berkunjung ke Makassar, sangat mudah menjumpai warung makan yang bertuliskan
“Sop Sodara”. Tidak diketahui secara pasti mengapa masakan ini disebut sop
sodara.Umumnya orang hanya menghubungkan kata “sodara” dengan “saudara”. Khusus kata
“sop”,
selain bermakna sup atau kuah, orang juga
sering mengatakan bahwa itu akronim “saya orang Pangkep”.Seperti halnya coto
makassar, sop sodara juga termasuk makanan khas yang bisa dijangkau seluruh
kalangan. Sop sodara mudah dijumpai di sudut jalan, baik warung tenda kaki lima
maupun rumah makan.Sajiannya pun beragam dan dapat dipilih sesuai dengan selera
konsumen. Saat memesan, orang boleh memilih bagian daging, hati, atau paru.
Boleh juga campuran ketiganya. Kekhasan kuliner ini terletak pada kuahnya. Pada
kuah terdapat bihun dan kacang tanah yang telah dihaluskan. Aromanya terasa
sedap lantaran aneka rempah bercampur dalam kuah kental tersebut.Salah satu
warung yang cukup terkenal di Makassar adalah Sop Sodara dan Ikan Bakar
Pettarani. Rumah makan ini berlokasi di sudut Jalan AP Pettarani-Jalan Urip
Sumoharjo, di samping flyover.
Warung makan ini milik Syamsul Hamzah yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Sop Sodara (APSOS) Sulawesi Selatan. Syamsul mengatakan, rasa merupakan unsur utama dalam menjalankan bisnis kuliner tersebut. Rasa itu harus terjaga agar konsumen setianya tidak mudah beralih ke tempat lain.Demi menjaga rasa sop sodara di warungnya, Syamsul mengaku terlibat langsung dalam memilih bahan baku daging, pengolahan hingga penyajian. Untuk menikmati makanan ini, pengunjung tak perlu merogoh kocek dalam-dalam.Cukup Rp18.000, kita sudah dapat menikmati satu porsi sop sodara lengkap dengan nasi putih. Jika ingin melengkapinya dengan sajian ikan bakar dan telur asin, hanya perlu menambah beberapa puluh ribu.Syamsul lantas membocorkan sedikit rahasia di balik kenikmatan sop sodara racikannya. Untuk menghasilkan rasa khas kuah yang nikmat dan segar.
Warung makan ini milik Syamsul Hamzah yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Sop Sodara (APSOS) Sulawesi Selatan. Syamsul mengatakan, rasa merupakan unsur utama dalam menjalankan bisnis kuliner tersebut. Rasa itu harus terjaga agar konsumen setianya tidak mudah beralih ke tempat lain.Demi menjaga rasa sop sodara di warungnya, Syamsul mengaku terlibat langsung dalam memilih bahan baku daging, pengolahan hingga penyajian. Untuk menikmati makanan ini, pengunjung tak perlu merogoh kocek dalam-dalam.Cukup Rp18.000, kita sudah dapat menikmati satu porsi sop sodara lengkap dengan nasi putih. Jika ingin melengkapinya dengan sajian ikan bakar dan telur asin, hanya perlu menambah beberapa puluh ribu.Syamsul lantas membocorkan sedikit rahasia di balik kenikmatan sop sodara racikannya. Untuk menghasilkan rasa khas kuah yang nikmat dan segar.
Beberapa rempah digunakan, yakni merica,
ketumbar, bawang merah, bawang putih, dan kacang. Bawang tumis, garam, dan
penyedap rasa kemudian dimasukkan ke dalam kuah. Saat ingin disajikan,
disiapkan daun bawang, bawang goreng, jeruk nipis, serta sambal tumis di meja
jika pengunjung ingin menambah rasa makanannya.“Untuk menghasilkan kuah yang
lezat, semua bumbu diracik sendiri dengan menggunakan saripati daging lokal.
Untuk menghasilkan daging yang empuk, perlu direbus lebih dulu, sedangkan paru harus
digoreng,” ujar Syamsul. Menurut dia, kemampuan untuk terus eksis menjalankan bisnis makanan ini tak
lepas dari kecintaannya terhadap kuliner yang resepnya diperoleh secara
turun-temurun. Syamsul mengaku memulai usahanya pada 1979 dengan hanya
bermodalkan Rp125.000. Namun, karena dilakoni secara tekun,
usaha tersebut kemudian semakin besar dengan
pelanggan yang datang dari banyak daerah. Syamsul juga telah membuka cabang
rumah makan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan membuka cabang lain di
Jalan Pengayoman, Makassar, yang dikelola sang anak. Syamsul mengaku setiap
hari menghabiskan 20 kg daging sapi. Melengkapi sajian menunya, di warung itu
juga dapat dijumpai menumenu lain seperti konro, sop paru, sop kikil, sop konro
campur, sayur kacang merah hingga sayur nangka. Salah seorang pengunjung setia
Sop Sodara dan Ikan Bakar Pettarani, Mukhtar Tompo, mengaku memilih tempat
makan tersebut karena aroma rempah dan kesegaran kuahnya sangat khas.“Saat
dicicipi sangat terasa kalau bumbunya asli racikan bukan pabrikan. Belum lagi
kuahnya yang tidak terlalu kental. Daging sapinya juga empuk dan itu bukan
daging impor,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar