Budaya dan adat perkawinan bugis makassar adalah salah satu budaya pernikahan di Indonesia yang apling kompleks dan melibatkan banyak emosi. Bagaimana tidak mulai dari ritual lamaran hingga selesai resepsi pernikahan akan melibatkan seluruh keluarga yang berkaitan dengan kedua pasangan calon mempelai. Di tambah lagi dengan biaya mahar dan “doi’ panaik” atau uang naik atau biaya akomodasi pernikahan yang selangit. Sebenarnya dulu adat budaya pernikhan yang tergolong mewah ini hanya berlaku bagi keluarga kerajaan namun sekarang mengalami pergeseran dan mulai di praktekan masryarakat umum suku bugis makssar. Acara makan semacam masakan beras ketan yang diolah secara tradisional, di lakukan dua malam sebelum hari akad nikah. Sehari setelah resepsi di kediaman pria, biasanya di lakukan acara makan olahan beras ketan” kaddo caddi”. Dan masih menerima kedatangan tamu yang belum sempat datang pada acara pernikahan besar.
Umumnya
dalam pesta perjamuan perkawinan dalam masyarakat bugis atau Makassar di Sulawesi
selatan saat ini di selenggarakan satu kali pesta, namun hal ini berbeda dengan
yang terjadi di kabupaten pangkep dan maros, yang masyarakatnya beretnis bugis Makassar
sebagai satu kesatuan. Di pangkep dan maros, menjamur penyelenggaraan pesta
kadua (second party) dalam perjamuan perkawinan yang lazim di sebut kaddo
caddi. Secara harfiah kaddo caddi berarti “ makan kecil “ kaddo berarti makan,
dancaddi berarti kecil, kebalikan dari makna “A’gau” atau “ A’gau lompo” yang
berarti melakukan pekerjaan besar (pesta besar). Penamaan kaddo caddi merujuk
kepada perjamuan kecil setelah pesta besar perkawinan adat bugis makssar yang
umunya dilaksanakan pada malam hari, sedangkan waktu kaddo caddi di batasi
antara pukul 10.00 pagi hari sampai sore hari. Jika kaddo caddnya pengantin
perempuan dan iring-iringan pengantin di
antar pada siang hari.
Ke
rumah mempelai laki-laki berarti tamu masih dapat menyaksikan pasangan
pengantin dalam keadaan berpakaian pengantin.
Orang tua pengantin perempuan biasanya akan sangat di sibukkan dengan dua
kegiatan sekaligus, menjamu tamu yang dating kaddo caddi pada saat yang sama
keluarga harus mempersiapkan keberangkatan pasangan pengantin ke rumah mempelai
laki-laki. Jiaka kaddo caddinya pengantin laki-laki, berarti tamu tidak dapat
menyaksikan laki pasangan pengantin dalam keadaan berpakaian pengantin. Orang tua pengantin laki-laki juga
di sibukkan denagn dua kegiatan sekaligus, yaitu menjamu tamu yang datang kaddo
caddi pada saat yang sama keluarga harus
mempersipkan “nilekka” atau “Marola”,
suatu prosesi pasangan pengantin di antar kembali ke rumah keluarga perempuan
dan selanjutnya menurut adat, di rumah perempuan ( Rumah orang tua perempuan )
itulah nantinya pasangan suami istri yang baru itu tinggal.
Pesta kecil “ kaddo caddi “ saat ini lebih
banyak di sukai tamu atau undangan pengantin di sebabkan jauh lebih praktis.
Umumnya pegawai atau guru bias langsung ( dan hal ini dapat di maklumi ) dengan
pakaian mengajar dan kepegawaiannya
mendatangi perjamuan dan memberi ucapan selamat kepada pasangan pengantin dan keluarganya, selama itu pakaiannya sopan,
bersih dan rapi. Hal ini berbeda jika harus datang pada perjamuan besar ( “ A ‘gau
) yang lebih formal dan biasanya berpakaian jas lengkap. Perjamuan ‘ Kaddo
Caddi” Diselenggarakan lebih di sebabkan
untuk memberi kesempatan datang bertamu
dan memberi ucapan selamat kepada pasangan pengantin kepada mereka atau
undangan yang tidak sempat pada pesta besar (“a’gau”) pada malam harinya. Kaddo
caddi merupakan salah satu bentuk toleransi
waktu dalam upacara adat perkawinan bugis makkassar sekaligus upaya
mengakomodir dan menghargai saurada,kerabat, handai taulan serta undangan
lainnya yang tidak memiliki waktu ( tidak sempat ) untuk datang pada pesta
besar.
Tradisi kaddo
caddi ternyata jauh lebih di sukai di banding pesta besar, hal ini terbukti
dengan semakin berkurangnya orang / tamu / undangan yang datang pada malam pesta besar malam
harinya dan semakin banyaknya yang memilih menghadiri undangan perkawinan pada
keesokkan harinya. Lambat laun upacara adat
perkawinnan bugis Makassar terus mengalami pergeseran soal waktu perjamuan / pesta, hal ini
terbukti diakomdasikannya penyelenggaraan pesta besar tidak lagi pada malam
hari ( wedding first party ) pada siang
ahri, yang di sebut “ Pesta siang “, dan terbukti kembali banyak orang yang
lebih menyukainya. Pergeseran waktu perjamuan dalam upacara adat perkawinan
Bugis Makassar membuktikan bahwa masyarakat bugis makassar tidak terlalu ngotot
mempertahankan tradisi selama hal itu tidak menyentuh hal-hal prinsipil. Waktu
perjamuan biasa di geser atau di alihkan ke waktu yang tepat, yang lebih waktu undangan bisa menghadirinya
tetapi satu hal yang tidak bias tergantikan adalah nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam upacara adat perkawinan itu tetap ada dan di pertahankan.
TiG Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth
BalasHapusTitanium-Arched Cloth Iron Cloth Iron Cloth titanium belly ring Iron Cloth apple watch series 6 titanium Iron Cloth titanium hair Iron Cloth ford escape titanium for sale Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth titanium chainmail Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron Cloth Iron $16.99 · In stock